KELOMPOK
10
MATERI 11-12
KOMUNIKASI
LISAN DAN NEGOSIASI
DISUSUN OLEH :
Dewi Faradillah
Putri Wahyuni
Novia Uli Gurning
Ayu Raditha
3EA45
MATA KULIAH KOMUNIKASI BISNIS#
Dosen : Ibu Tantyo Setyowati
FAKULTAS
EKONOMI PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2017
KATA PENGANTAR
AssalamualaikumWr. Wb.
Puji syukur kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun
hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk
ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi
lebih baik lagi.
Karena keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam
makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
WassalamualaikumWr. Wb.
Bekasi, Oktober 2017
Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL HALAMAN ..................................................................................
i
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang..................................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah................................................................................ 2
1.3
Tujuan Masalah.................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Komunikasi......................................................................... 3
2.1.1 Pengertian Komunikasi Menurut Para Ahli................................ 4
2.1.2 Bentuk Dasar Komunikasi........................................................ 5
2.1.3 Proses Komunikasi Bisnis......................................................... 6
2.1.4 Masalah Dalam Proses Komunikasi.......................................... 6
2.1.5 Membangun Komunikasi Yang Baik......................................... 7
2.2
Komunikasi
Lisan Dalam Rapat............................................................ 7
2.3
Komunikasi
Lisan Dalam Wawancara................................................... 8
2.4
Komunikasi
Lisan Dalam Bernegosiasi.................................................. 10
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan.......................................................................................... 12
3.2
Saran................................................................................................... 13
REFERENSI ................................................................................................. 14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Istilah komunikasi berasal dari bahasa inggris yaitu
communication, sedangkan dari bahasa latin adalah comunicatus yang mempunyai
arti berbagai atau menjadi milik bersama. Komunikasi diartikan sebagai proses
sharing diantara pihak-pihak yang melakukan aktivitas komunikasi tersebut. Ilmu
komunikasi adalah ilmu pengethuan sosial
yang bersifat multidisipliner, olehnya itu
tidak bias menghindari perspektif dari beberapa
ahli yang tertarik pada kajian tentang
komunikasi. Komunikasi secara umum adalah suatu
proses pembentukan, penyampaian, penerimaan, pengelolaan
pesan yang terjadi dalam diri seseorang dan atau diantara dua atau
lebih dengan tujuan tertentu.
Pesan adalah produk utama
komunikasi. Pesan berupa lambang yang menjalankan
ide/gagasan, sikap, perasaan, praktik atau tindakan. Bisa
berbentuk kata tertulis, lisan, gambar-gambar, angka-angka, benda, gerak-gerik
atau tingkah laku dan berbagai bentuk tanda-tanda
lainnya.
Negosiasi merupakan proses untuk mencapai kesepakatan
yang menyangkut kepentingan timbal balik dari pihak-pihak dengan sikap, sudut
pandang, dan kepentingan yang ber-beda satu sama lain. Negosiasi, baik yang
dilakukan oleh seorang pribadi dengan pribadi lainnya, maupun negosiasi antara
kelompok dengan kelompok (atau antar pemerintah), senantiasa melibatkan
pihak-pihak yang memiliki latar belakang berbeda dalam hal wawasan, cara
berpikir, corak perasaan, sikap dan pola perilaku, serta kepentingan dan
nilai-nilai yang dianut.
Pada hakikatnya negosiasi perlu dilihat dari konteks
antar budaya dari pihak yang mela-kuka negosiasi, dalam artian perlu komunikasi
lisan, kesedian untuk memahami latar belakng, pola pemi-kiran, dan
karakteristik masing-masing, serta kemudian berusaha untuk saling menyesuaikan
diri.
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan
diatas, maka pokok permasalahannya dalam makalah ini adalah :
1.
Apakah yang dimaksud dengan Komunikasi ?
2.
Bagaimana cara Komunikasi Lisan dalam
Rapat ?
3.
Bagaimana cara Komunikasi Lisan dalam
Wawancara ?
4.
Bagaimana cara Komunikasi Lisan dalam
Bernegosiasi ?
1.3
Tujuan
Masalah
Adapun tujuan masalah yang
dilakukan ini adalah :
1.
Untuk mengetahui dan memahami yang dimaksud
dengan Komunikasi.
2.
Untuk memahami cara Komunikasi Lisan
dalam Rapat.
3.
Untuk memahami cara Komunikasi Lisan
dalam Wawancara.
4.
Untuk memahami cara Komunikasi Lisan
dalam Bernegosiasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Komunikasi
Komunikasi adalah
sebuah cara yang digunakan dalam menyampaikan pesan atau ransangan yang
terbentuk melalui sebuah proses yang melibatkan dua orang atau lebih. Dimana
satu sama lain memiliki peran dalam membuat peran, mengubah isi dan makna,
merespon pesan atau rangsan tersebut. Didalam komunikasi tersebut terdapat komunikator
dan komunikan, komunikator ialah suatu kelompok ataupun seseorang yang
menyampikan gagasan, perasaan, atau pemikirannya kepada orang lain.sedangkan
arti komunikan ialah pihak yang menjadi target atau sasaran dari suatau pesan
yang dikiramkan oleh komunikator (Effendy : 2000).
Komunikasi yang baik
adalah komunikasi yang efektif dan tepat sasaran agar terjalin komunikasi yang
efektif antara komunikator dan komunikan, berikut adalah hal-hal yang perlu
diperhatikan :
a.
Komunikasi
efektif
Diawali dengan
penetapan kode (encoding) atau simbol agar pesan dapat diterima serta dipahami
dengan baik oleh komunikan.
Decoding adala suau kemampuan komunikan untuk memahami suatu pesan yang diterimanya. Oleh karena itu, sangat penting memahami komunikan guna menentukan cara penyampaian dan gaya bahasa yang sesuai dengan mereka.
Decoding adala suau kemampuan komunikan untuk memahami suatu pesan yang diterimanya. Oleh karena itu, sangat penting memahami komunikan guna menentukan cara penyampaian dan gaya bahasa yang sesuai dengan mereka.
b.
Konteks
komunikasi
Ruang, tempat,
dan kepada siapa kita melakukan komunikasi termasuk disini level komunikasi
baik itu komunikasi pribadi, kelompok, organisasi, maupun massa.
Bahasa Tubuh meliputi
postur, posisi tangan dan lengan, kontak mata maupun ekspresi wajah. Bahasa
tubuh yang sesuai dapat meningkatkan pemahaman. Gangguan atau hambatan
(emosi). Jika komunikator marah, kemampuannya mengirimkan pesan efektif
akan berpengaruh negatif. Begitupun komunikan dalam keadaaan kecewa.
Pikiran terbuka. Menghargai pendapat dan pandangan orang lain, menunjukan empati dan dengan berusaha memahami sistuasi atau masalah perspektif orang lain. Jangan terburu menilai atau mengkritik orang lain.
Pikiran terbuka. Menghargai pendapat dan pandangan orang lain, menunjukan empati dan dengan berusaha memahami sistuasi atau masalah perspektif orang lain. Jangan terburu menilai atau mengkritik orang lain.
Menjadi pendengar
yang baik atau aktif akan membantu kita memahami pemikiran dan perasaan orang
lain. Pastikan kita memahami ucapan orang lain dengan melakukan konfirmasi.
Maksudnya, kita bisa mengulang apa yang diucapkan orang lain sekaligus
klarifikasi.
2.1.1
Pengertian Komunikasi Menurut para ahli
a. Komunikasi menurut Rogers & D. Lawrence Kincaid merupakan
suatu proses di mana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran
informasi satu dengan yang lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling
pengertian yang mendalam.
b. Komunikasi menurut Shannon & Weaver merupakan bentuk
interaksi manusia yang saling pengaruh dan memengaruhi satu sama lainnya, baik
itu secara disengaja ataupun tidak disengaja. Tidak terbatas pada bentuk
komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka,
lukisan, seni, dan teknologi.
c. Komunikasi
menurut Bernard Berelson & Gary A.
Steiner merupakan transmisi informasi, gagasan, emosi, ketrampilan, dan
sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, figur, grafik
dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang disebut dengan
komunikasi.
d. Komunikasi
menurut James
A.F.Stoner merupakan proses dimana seseorang yang sedang
berusaha memberikan pengertian dengan cara pemindahan pesan.
2.1.2
Bentuk Dasar Komunikasi
Pada dasarnya terdapat dua bentuk
komunikasi :
a.
Komunikasi verbal
Komunikasi
verbal merupakan salah satu bentuk komunikasi
yang lazim digunakan dalam dunia bisnis. Untuk
menyampaikan pesan bisnis kepada pihak lain secara tertulis maupun lisan. Sifat
komunikasi verbal ini adalah memuliki struktur yang teratur dan terorganisasi
yang baik, sehingga tujuan penyampaian pesan utamanya pesan bisnis dapat
tercapai. Misalnya saja :
§ Membuat
dan mengirim surat pengantar barang
§ Membuat
dan mengirim surat teguran atau peringatan
§ Membuat
surat permintaan barang
§ Surat
pemesanan barang
§ Surat
penawaran barang
Komunikasi
bisnis yang efektif sangat bergantung pada
ketrampilan sesorang dalam mengirim atau menerima
pesan. Secara umum untuk menyampaikan pesan-pesan
bisnis sesorang dapat menggunakan tulisan maupun lisan, sedangkan
untuk menerima pesan bisnis, seseorang dapat menggunakan pendengaran dan
bacaan.
b.
Komunikasi nonverbal
Komunikasi
nonverbal adalah komunikasi yang dilakukan manusia bukan dengan menggunakan
kata-kata, melainkan dengan menggunakan gerakan-gerakan tubuh, bahasa tubuh
(body language). Misalkan saja :
§ Menggertakan
gigi sebagai tanda sedang marah
§ Mengerutkan
dahi sebagai tanda sedang berpikir keras
§ Gambar
pria dan wanita yang dipasang dipintu toilet
§ Menganggukan
kepala sebagai tanda mengiyakan atau mengerti
2.1.3
Proses
Komunikasi Bisnis
Bovee dan Thill dalam buku bussines Comunication
Today mengemukakan proses komunikasi terdiri atas :
a.
Pengirim mempunyai suatu idea tau
gagasan
b.
Pengirim mengubah ide menjadi gagasan
c.
Pengirim menyampaikan pesan
d.
Penerima menerima pesan
e.
Penerima menafsirkan pesan
f.
Penerima memberikan tanggapan dan
mengirim umpan balik
2.1.4
Masalah Dalam Proses Komunikasi
Faktor-faktor
penghambat dalam proses komunikasi dapat dikelompokkan dalam empat kelompok :
a.
Masalah dalam
mengembangkan pesan
Sumber masalah
pentimng dalam mengembangkan pesan adalah dalam memformulasikan pesan,
antaranya adalah munculya keragu-raguan tentang isi pesan, kurang terbiasa
dengan situasi yang ada atau masih asing dalam audance, adanya pertentangan
emosional, sulit mengekspresikan idea tau gagasan.
b.
Masalah dalam
menyampaikan pesan
Masalah yang
paling jelas disini adalah factor fisik. Misalnya saja terdapat sambungan kabel
yang kurang baik pada sound sistym, dll. Atau
biasanya juga terjadi apabila dua pesan
yang disampaikan memiliki pemahaman yang saling berlawanan atau
bermakna ganda.
c.
Masalah dalam
menerima pesan
Masalah
yang muncul dalam menerima pesan antara
lain adanya persaingan antara penglihatan dengan
suara, kursi yang tidak nyaman, lampu yang kurang terang, bising, dll.
d.
Masalah dalam
menafsirkan pesan
Perbedaan
penafsiran terjadi dilatarbelakangi oleh :
§ Perbedaan latar belakang
§ Perbedaan penafsiran kata
§ Perbedaan reaksi emosional
2.1.5
Membangun Komunikasi Yang Baik
Untuk dapat melakukan
komunikasi yang efektif diperlukan beberapa persyaratan antara lain :
a.
Kesamaan
persepsi
b.
Ketepatan
(sasaran audience/penerima)
c.
Kredibilitas
(menyangkut karakteristik penerima pesan)
d.
Pengendalian
(ketika ada reaksi dari penerima pesan)
e.
Keharmonisan
(hubungan yang baik dengan penerima pesan)
Komunikasi yang
efektif dapat mengatasi berbagai permasalahan/ hambatan
yang dihadapai dalam komunikasi. Olehnya itu perlu memperhatikan :
a.
Membuat sustu
pesan secara hati-hati
b.
Meminimalkan
gangguan dalam proses komunikasi
c.
Mempermudah
upaya umpan balik antara pengirim dan penerima.
2.2
Komunikasi
Lisan dalam Rapat
Dalam sebuah bisnis, pertemuan merupakan hal
penting. Karena dengan pertemuan itu kita bisa mendapatkan gagasan, ide,
pendapat dan saran yang dapat dijadikan bahan dasar untuk menyusun perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan sampai dengan pengawasan. Dalam sebuah rapat
komunikasi sangatlah berperan penting demi kelancaran mufakat. Berikut kriteria
musyawarah untuk mufakat :
a.
Mampu berkomunikasi secara jujur,
terbuka dan bertanggung jawab.
b. Mampu berperan sebagai komunikator yang
berpartisipasi aktif namun tidak memonopoli pembicaraan.
c.
Mampu berperan sebagai komunikan yang
sangat responsif namun tidak emosional.
d. Mampu berperan sebagai penyelaras yang
sangat bijaksana dan adil namun tidak kehilangan pendirian.
e. Mampu mengendalikan diri, dan
menghindarkan terjadinya debat serta tidak berbicara bertele-tele.
2.3
Komunikasi
Lisan dalam Wawancara
Wawancara pada dasarnya adalah obrolan biasa, hanya
saja dengan topik tertentu, dan ada pihak yang lebih dominan bertanya
(pewawancara) dan pidak lain dominan menjawab, menjelaskan, atau memberi
informasi (narasumber). Wawancara sangat penting dalam penelitian kualitatif,
karena wawancara merupakan sarana atau teknik pengumpulan data/informasi.
Setiap pengumpulan data kualitatif hampir selalu membutuhkan wawancara dengan
sumber informasi, misalnya saksi mata, pelaku, pengamat, korban dan sebagainya.
Wawancara adalah salah satu teknik meliput, selain terjun langsung kelapangan
atau tempat kejadian peristiwa dan studi literatur atau studi kepustakaan.
a.
Etika dalam wawancara di antaranya
adalah :
1)
Sebutkan / perkenalkan identitas diri.
2)
Jelaskan tujuan wawancara.
3)
Datang tepat waktu, konfirmasi bila
terlambat.
4)
Menghormati permintaan responden, buat
secara tertulis.
b.
Sikap dalam wawancara yang perlu
diperhatikan :
1)
Fokus pada lawan bicara.
2)
Fokus pada pembicaraan.
3)
Tidak boleh memotong pembicaraan.
4)
Gunakan volume suara yang baik
(berbicara tidak terlalu keras).
5)
Sabar.
6)
Lakukan verifikasi jika ada kekurangan.
7)
Jangan menyakiti hati responden.
8)
Hindari kata-kata kasar (kotor).
9)
Bersikap ramah.
10)
Hindari sikap rakus.
11)
Hindari tatapan yang
menyelidik/melotot/clingak-clinguk.
12)
Ucapkan terima kasih.
c.
Tujuan Wawancara
1) Mendapatkan informasi langsung dari responden yang
mengerjakan, menyaksikan, memahami atau mengetahui tentang sesuatu.
2) Mengetahui atau mendapatkan keyakinan tentang
kepastian kebenaran sumber informasi, dengan mengamati gerak tubuh atau suara
responden.
3) Mendapatkan suasana tentang suatu kondisi melalui
wawancara langsung dilapangan.
d.
Teknik Wawancara
1) Wawancara Tebuka, menggunakan pertanyaan-pertanyaan
tradisional, seperti “mengapa anda ingin melakukan hal itu”, dan apa kelebihan
dan kekurangan anda”.
2) Wawancara tertutup, menggunakan pertanyaan-pertanyaan
yang telah dirancang sedemikian rupa untuk mendapatkan data dan informasi
tertentu.
3) Wawancara behavioral, dimaksudkan untuk mengetahui
respon responden terhadap suatu kondisi atau situasi tertentu sehingga
pewawancara dapat melihat bagaimana responden memandang suatu tantangan /
permasalahan dan menentukan solusinya.
2.4
Komunikasi
Lisan dalam Bernegosiasi
Negosiasi diartikan sebagai proses yang melibatkan upaya seseorang untuk
merubah atau tidak merubah sikap dan perilaku orang lain. Sedangkan pengertian
yang lebih rinci menunjukkan bahwa negosiasi merupakan proses untuk mencapai
kesepakatan yang menyangkut kepentingan timbal balik dari pihak-pihak dengan
sikap, sudut pandang, dan kepentingan-kepentingan yang berbeda satu sama lain.
Negosiasi, baik yang dilakukan oleh seorang pribadi dengan pribadi lainnya,
maupun negosiasi antara kelompok dengan kelompok (atau antar pemerintah),
senantiasa melibatkan pihak-pihak yang memiliki latar belakang berbeda dalam
hal wawasan, cara berpikir, corak perasaan, sikap dan pola perilaku, serta
kepentingan dan nilai-nilai yang dianut.
Pada hakikatnya negosiasi perlu dilihat dari konteks antar budaya dari
pihak yang melakukan negosiasi, dalam artian perlu komunikasi lisan, kesedian
untuk memahami latar belakng, pola pemi-kiran, dan karakteristik masing-masing,
serta kemudian berusaha untuk saling menyesuaikan diri.
Agar dalam berkomunikasi lebih efektif dan mengena sasaran dalam negosiasi
bisnis harus dilaksanakan dengan melalui beberapa tahap yakni :
a.
Fact-finding, mengumpulkan fakta-fakta atau data yang
berhubungan dengan kegiatan bisnis lawan sebelum melakukan negosiasi.
b. Planning/rencana, sebelum bernegosiasi susunlah dalam
garis besar pesan yang hendak disampaikan.
c. Penyampaian, lakukan negosiasi pesan dalam bahasa
lawan(si penerima). Usahakan Pilihlah kata-kata yang mencerminkan citra yang
spesifik dan nyata.dan juga hindari
timbulnya makna ganda terhadap kata yang disampaikan.
d. Umpan balik, negosiator harus menguasai bahasa tubuh
pihak lawan. Amati isyarat prilaku mereka seperti: angkat bahu, geleng–geleng
kepala, mencibir, mengaggguk setuju. Dengarkan baik-baik reaksi lawan bicara.
e. Evaluasi, perlu untuk menilai apakah tujuan bernegosiasi
sudah tercapai.
Meskipun pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik, bukan berarti
pula hasil yang diharapkan akan diperoleh sesuai dengan yang direncanakan .
Yang sering terjadi justru perbedaan pandangan antara pemberi dan penerima
pesan. Sehingga diperlukan pembicaraan lebih lanjut.
Kalau terjadi adu pendapat antara negosiator dengan pihak lawan maka
gunakan strategi menang-menang (win-win solution). yang Artinya ada
sebagian keinginan kita yang dikorbankan dengan mengharapkan pihak lawan juga
akan mengorbankan hal yang sama, sehingga kesepakatan di antara kedua belah
pihak dapat tercapai.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
a.
Komunikasi
adalah upaya yang bertujuan untuk mencari kebersamaan. Jika dua orang
berkomunikasi maka pemahaman yang sama terhadap pesan yang
saling dipertukarkan adalah tujuan yang diinginkan
oleh keduanya.
b.
Komunikasi
tersebut adalah suatu proses mengenai
pembentukan, penyampaian, penerimaan, dan pengolahan
pesan. Setiap pelaku komunikasi dengan demikian
akan melakukan empat tindakan yaitu :
membentuk, menyampaikan, menerima dan mengolah pesan. Ke-empat tindakan
tersebut lazimnya terjadi secara berurutan.
c.
Proses
komunikasi meliputi :
1)
Pengirim mempunyai
suatu idea tau gagasan
2)
Pengirim
mengubah ide menjadi gagasan
3)
Pengirim
menyampaikan pesan
4)
Penerima
menerima pesan
5)
Penerima
menafsirkan pesan
6)
Penerima
memberikan tanggapan dan mengirim umpan balik
d.
Negosiasi adalah
sebuah transaksi dimana kedua belah pihak yang melakukan komunikasi mempunyai
hak atas hasil akhir. (oliver).
e.
Tujuan negosiasi
adalah antara lain :
1)
Untuk menemukan
suatu kesepakatan kedua belah pihak.
2)
Untuk memenuhi
harapan/keinginan kedua belah piha
3)
Untuk
mendapatkan sebuah keuntungan atau menghidari kerugian, atau memecahkan problem
lain
3.2
Saran
Komunikasi diartikan sebagai proses sharing diantara
pihak-pihak yang melakukan aktivitas komunikasi tersebut. Ilmu komunikasi
adalah ilmu pengethuan sosial yang bersifat
multidisipliner, olehnya itu tidak bias
menghindari perspektif dari beberapa ahli yang
tertarik pada kajian tentang komunikasi.
Komunikasi secara umum adalah suatu proses pembentukan, penyampaian, penerimaan, pengelolaan pesan yang
terjadi dalam diri seseorang dan atau diantara dua atau lebih
dengan tujuan tertentu.
REFERENSI

